Articles

Budidaya Perikanan Di Tambak Mangrove

Hutan mangrove merupakan habitat yang baik untuk beberapa komoditi perikanan ekonomis penting yang selama ini dibudidayakan di tambak yaitu ikan bandeng, udang windu dan udang putih serta jenis crustacea lainnya seperti kepiting bakau. Untuk itu tambak alas model APS telah mengembangkan kegiatan budidaya polikultur (campuran) dengan beberapa komoditi perikanan, yaitu:

  1. Udang windu, ikan bandeng, dan rumput laut (Gracillaria sp)
  2. Ikan bandeng, pembesaran kepiting dan rumput laut (Gracillaria sp)
  3. Udang windu, ikan bandeng, penggemukan kepiting dan rumput laut (Gracillaria sp)

  • budidaya polikultur (campuran) di tambak alas model APS
  • budidaya polikultur (campuran) di tambak alas model APS
  • budidaya polikultur (campuran) di tambak alas model APS


Fasilitas Mangrove Center

  • Gedung Utama Mangrove Center
  • Ruang Kelas Mangrove Center
  • Area Pembibitan Mangrove Center
  • Tambak Manrove Kepiting Soka
  • Saluran Tambak Mangrove

Sejarah Mangrove Center

Menurut informasi masyarakat setempat, kawasan Stasiun Lapangan Praktek Akademi Perikanan Sidoarjo (SLP-APS) awalnya merupakan kawasan hutan mangrove yang dikonversi menjadi tambak intensif udang Windu (Penaeus monodon) seluas lebih dari 50 Ha. Tambak tersebut dibangun pada awal tahun 1980-an, dan mulai operasional secara optimal mulai tahun 1985 sampai 1994. Sejak tahun 1995 tambak tersebut mulai mendapatkan ganguan penyakit bakterial dan virus yang menyerang udang Windu, sehingga menyebabkan gagal panen. Kegagalan panen udang Windu yang berlangsung secara terus menerus, maka kegiatan usaha budidaya tambak intensif udang Windu tersebut dihentikan. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya bulan Oktober 2005, sebagian dari lahan tambak intensif seluas 22,5 ha diserahkan kepada Akademi Perikanan Sidoarjo untuk difungsikan sebagai tambak praktek bagi taruna.
Penanaman mangrove dimulai pada bulan September tahun 2006 oleh taruna APS pada bagian pinggir saluran air tambak sebanyak 5.000 batang jenis Rhizophora sp. Penanaman mangrove menjadi wacana yang wajib dilakukan setelah adanya kebijakan pemerintah terkait dengan pembuangan lumpur Lapindo ke laut melalui sungai Porong, yang berdampak terhadap kualitas air di tambak. Sehingga pada tahun 2007 dan 2008 taruna APS bersama dengan masyarakat melakukan penanaman mangrove masing-masing sebanyak 7.500 dan 10.000 batang di kawasan penyangga dan sungai. Seiring dengan perjalanan waktu pada tanggal 22 Nopember 2007 lahan tambak praktek tersebut diresmikan oleh Kepala Badan SDM Kelautan dan Perikanan (bapak Prof. Dr. Ir. Sahala Hutabrat, M.Sc) dan diberi nama “Stasiun Lapangan Praktek Akademi Perikanan Sidoarjo di Pulokerto Pasuruan”.
Hasil penanaman mangrove mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 di Stasiun Lapangan Praktek APS mendapatkan respon positip dari berbagai pecinta mangrove dan organisasi lingkungan baik dalam maupun luar negeri. Salah satu perusahaan dan organisasi lingkungan yang melakukan kunjuangan adalah YL. Invest. Co Ltd dan NPO Lion Mangrove Project dari Fukuoka Jepang pada bulan Maret tahun 2009. Dari hasil kunjungan disepakati untuk dilakukan kerjasama pengembangan perbaikan lingkungan pesisir akibat pemanasan global melalui penanaman mangrove dikawasan tambak.
Penandatangan kerjasama (MoU) dilakukan di Auditorium APS pada tanggal 8 Agustus 2009 bersamaan dengan acara Wisuda Taruna Akademi Perikanan Sidoarjo Angkatan IX. MoU ini berturut-turut ditandatangai oleh Direktur Akademi Perikanan Sidoarjo (bapak DR. Endang Suhaedy) dengan President YL. Invest Co Ltd (Mr. Akira Yamamoto) dan Chairman NPO Lion Mangrove Project (Mr. Hirotaro Yamasaki)  serta disaksikan oleh Kepala Badan SDM Kelautan dan Perikanan (Prof. Sahala Hutabarat).

  • Penanaman mangrove bersama di Mangrove Center
  • Penanaman mangrove bersama di Mangrove Center
  • Penanaman mangrove bersama di Mangrove Center

Untuk memenuhi target penanaman mangrove, berturut-tururt pada tahun 2009 ditanam sebanyak 29.000, tahun 2010 sebanyak  29.500 batang dan tahun 2011 sebanyak 15.000 batang atau total hasil penanaman mangrove telah mencapai 100.000 batang. Sehingga pada tahun 2011 di SLP-APS telah terpenuhi target penanamannya sesuai dengan rancangan sebagimana disebutkan di atas.
Untuk itu sejak tahun 2012 penanaman mangrove mulai di arahkan pada lahan tambak masyarakat terutama yang kurang produktif menjadi tambak alas model APS. Sebagai pilot project telah dilakukan penanaman mangrove di tambak kelompok pembudidaya “Mina Mas” Desa Lemah Kembar Kecamatan Sumberasih Kebupaten Probolinggo Propensi Jawa Timur seluas 1,5 ha dan kelompok pembudidaya tambak “Sido Agung” Desa Kebonagung Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo Propinsi Jawa Timur Indonesia seluas 1,0 ha. Kemudian pada tahun 2013 dilakukan penanaman mangrove di tambak kelompok pembudidaya tambak “Sumber Jaya” Desa Pulokerto Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan Propensi Jawa Timur Indonesia seluas 2,5 ha. Penanaman mangrove dengan konsep “Tambak Alas APS” di tambak masyarakat akan terus dikembangkan diseluruh wilayah Indonesia.
Kunjungan kerja Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan tanggal 8 Oktober 2013 di SLP-APS, memberikan arahan agar kawasan SLP-APS menjadi pusat mangrove yang berbasis pendidikan. Menurut Kepala Badan (DR. Ir. Suseno Sukoyono, MM), pusat mangrove tersebut memiliki ciri khusus apabila dibandingkan dengan pusat mangrove di tempat lain. Ciri khusus yang dimaksud adalah memadukan ekosisitem hutan mangrove dengan kegiatan budidaya perikanan di tambak. Pusat mangrove tersebut disepakati untuk diberi nama “Mangrove Centre Akademi Perikanan Sidoarjo (MC-APS)”.

Penanaman Mangrove

Mangrove yang hidup di kawasan Mangrove Centre Akademi Perikanan Sidoarjo (MC-APS) sebanyak kurang lebih 100.000 batang hasil penanaman sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2011
Perkembangan hasil penanaman mangrove pada masing-masing lokasi adalah sebagai berikut
Saluran air tambak

  • Penanaman mangrove tahun 2006
  • Mangrove umur 2 tahun
  • Mangrove umur 6 tahun

Penanaman mangrove di petakan tambak dengan sistem lajur (bedengan), merupakan pengembangan tambak mangrove model-APS. Jenis mangrove yang tanam di petakan tambak adalah Rhizophora sp dan Avicennia sp. Berikut gambar pertumbuhan mangrove di petakan tambak dan kawasan penyangga.
mangrove jenis Rhizophora sp

  • Rhizophora sp umur 1 tahun
  • Rhizophora sp umur 2 tahun
  • Rhizophora sp umur 4 tahun

mangrove jenis Avicennia sp
  • Avicennia umur 1 tahun
  • Avicennia umur 2 tahun
  • Avicennia umur 4 tahun

Pertumbuhan Mangrove di kawasan penyangga
  • Pengangkutan dan Penanaman Bibit Mangrove
  • Rhizophora umur 1 tahun
  • Rhizophora umur 4 tahun
  • Bruguera umur 2 tahun
  • Bruguera umur 3 tahun

Hasil penanaman mangrove tersebut dilakukan perawatan dan monitoring pertumbuhan setiap bulan sekali.

Tambak Alas Model APS

 

 

 

Desain tambak mangrove yang dikembangkan oleh Akademi Perikanan Sidoarjo atau disebut “Tambak Alas Model APS” adalah memanfaatkan fungsi ekosisitem mangrove sebagai biofilter bahan organik dan pencemar serta meningkatkan kesuburan lahan tambak melalui serasah mangrove. Perbandingan luas areal untuk vegetasi mangrove dengan lahan kosong sebagai caren untuk pemeliharaan ikan/udang 60 : 40 % atau 50 : 50 % (lihat Gambar 9). Konsep tersebut memberikan kontribusi yang seimbang antara kebutuhan usaha budidaya perikanan dan perbaikan lingkungan tambak.

  • Foto Satelit citra tambak alas model APS
  • Foto tambak mangrove model APS

Sebagimana tambak ikan/udang pada umumnya, tambak mangrove tersebut terdiri dari pematang, pintu air, saluran petakan (caren) dan plataran. Luas plataran berkisar 50-60% dari luas petakan dan sisanya berupa saluran petakan atau caren. Plataran tambak dibuat pola memanjang (lajur/bedengan) yang dimanfaatkan sebagai area penanaman mangrove. Plataran searah dengan pintu air tambak atau apabila memungkinkan dapat dibangun searah dengan datangnya sinar matahari (timur-barat) sehingga petakan tambak memperoleh sinar matahari secara maksimal.  Luas saluran petakan atau caren tambak alas model APS lebih luas yaitu 40-50% dari luas areal tambak bila dibandingkan dengan tambak tradisonal plus yang hanya berkisar 10-20%. Saluran petakan yang lebih luas tersebut, memungkin kepadatan komonitas (ikan/udang) yang dipelihara dapat ditingkatkan lebih dari
Plataran tambak sebagai areal untuk penanaman mangrove, dibangun dengan pola lajur atau memanjang dengan lebar 5-7 meter dan panjangnya disesuaikan dengan panjang petakan tambak atau bentunya dapat disesaikan dengan kondisi lahan tambak. Sedangkan saluran petakan tambak dibuat keliling sepanjang pematang dan pada sisi tengah tambak disesuaikan dengan plataran. Lebar saluran petakan berkisar 5 – 7 meter dengan kedalam 80-100 cm dari dasar plataran tambak. Tanah yang digunakan untuk saluran petakan tambak tersebut dikuduk sedalam kurang lebih 50 cm untuk dijadikan plataran
  • Konstruksi plataran dan saluran petakan
  • Konstruksi plataran
  • Foto kontruksi tambak alas model APS


 

 

 

Xsh00t